Wednesday, June 18, 2014

Kecipak Kecipuk Terbius oleh Paras Taman Laut Anambas



Pulau Bawah - Anambas
Angin laut menghempas kencang menampar kulit muka dan tubuh. Sesekali air laut yang hangat memercik dari gulungan-gulungan ombak kecil berbuih yang tercipta dari kombinasi lambung speedboat dan baling-balingnya. Langit biru cerah dan matahari bersinar terik meski terkadang terhalang oleh arakan awan di atas sana. Speedboat ini melaju kencang membelah Laut China Selatan, menghantar kami menjelajahi pulau-pulau kecil yang rata-rata tidak berpenghuni, bertebaran bergerombol membentuk Kepulauan Anambas.

Pulau-pulau kecil berbukit dengan batu-batu granit besar membingkai pantai pasir putihnya. Ratusan pohon-pohon kelapa berjajar melambai mengikuti buaian sang angin. Suasana damai, tenang dan membuai, berlagukan dengungan speedboat saja. Inilah tipikal dari pemandangan di Kepulauan Anambas. Indah tapi tak membius seperti halnya cerita tentang keindahan taman lautnya. Di sinilah kami melaju, menuju ke beberapa tempat untuk membuktikan, melihat dan menikmati bius Taman Laut Kepulauan Anambas.

***
Berbulan-bulan sebelum hari H ☼
“Yuk ke Anambas.”
“Dimana tuh?”
“Di Kepulauan Riau, deket Natuna sana. Keren, salah satu kepulauan tercantik di Asia Tenggara versi National Geographic.”
“How?”
“Nanti kita terbang ke Batam trus lanjut terbang ke Matak di Anambas, trus lanjut naik pompong ke Tarempa.”
“Er… I assume Matak ama Tarempa salah dua dari banyak pulau di Anambas yak. Nah kalo pompong apaan?”
“Pompong mah yah kapal kayu pake motor tempel gitu, sebutan lokalnya aja pompong.”
“HUWOW! Hayuk lah.”