Friday, September 02, 2016

Sebuah Personal Itinerary, Tips & Fun Facts, 10 hari Summer Time Jelajah ke 4 Kota di Turki (Goreme – Cappadocia, Pamukkale Travertine, Ephesus – Selcuk, Istanbul)




Itinerary ini berawal dari Jakarta, Indonesia, pada tanggal 13 Agustus 2016 dan berakhir pada tanggal 22 Agustus 2016 (termasuk hari dalam perjalanan pergi pulang).
Kisaran informasi biaya adalah berdasarkan pada saat kejadian dan bisa berubah karena inflasi lokal, musim kedatangan, dll.
Pada itinerary ini nilai 1 Turkish Lira (TL) setara dengan (around) 4.500 IDR, 1 Euro (EUR) setara dengan 3.1 TL, dan 1 USD setara dengan 2.7 TL

Hari ke 1.
Perjalanan ini dimulai dengan terbang bersama KLM-810 (650k IDR) pada pukul 18:45 WIB dari Jakarta, Indonesia, dengan tujuan Kuala Lumpur, Malaysia.

Tips: meski memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan direct flight Jakarta – Istanbul – Jakarta, tetapi harga jauh lebih murah hingga 2 kali lipat, sehingga meski ditambah dengan biaya pesawat ngeteng Jakarta – Kuala Lumpur – Jakarta, tetap jatuhnya lebih murah hingga 40%.

Hari ke 2.
Perjalanan berlanjut pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat dengan tujuan akhir Istanbul, Turki, bersama QR-853 (transit Doha, Qatar) dan berlanjut bersama QR-239 (6,95mio IDR – round trip). Setiba di Istanbul, bersama TK-2014 (180 TL) pada pukul 15:50 waktu setempat, kami kembali terbang ke Kayseri untuk mencapai tujuan akhir kami dalam rangkaian perjalanan panjang dari Jakarta, yaitu Goreme, Cappadocia (Kapadokya), Turki.

Tips: kali pertama, kami hanya transit di Istanbul dan membuat jalur single loop dari Istanbul, Goreme, Pamukkale, Selcuk dan kembali ke Istanbul. Kami menaruh jelajah Istanbul di belakang semata untuk efesiensi waktu dan biaya saja. 1. Biaya hotel, karena bisa mencapai Goreme di sore hari yang sama. 2. Setiba di Goreme masih bisa ada waktu buat rehat dan jalan-jalan petang di Goreme. 3. Meminimumkan jumlah bongkar muat backpack/koper kami.
Memasuki Turki, bagi passport Indonesia, dibutuhkan Visa, baik e-Visa (25.7 USD) atau VoA (25 USD).
Mata uang yang berlaku di Turki adalah Turkish Lira (TL/TRY) dan Euro (EUR), tetapi mostly yang digunakan dalam transaksi sehari-hari adalah TL. Money changer di Turki kurang lebih memberikan kurs penukaran yang sama. Jika money changer di airport memberikan kurs yang bagus, biasanya juga terdapat potongan komisi yang cukup besar. Tukarkan secukupnya dan coba cari toko-toko di kota yang bisa menukarkan EUR dengan TL. 
Peta Istanbul dan jaringan Metro bisa diambil gratis di Ataturk International Airport dan di hotel-hotel tempat Anda menginap di Istanbul.

e-visa

Fun Facts: di Turki, waktu 4 jam lebih lambat dari Waktu Indonesia Barat dan menganut sistem 1 wilayah waktu untuk seluruh bagian Negara Turki.
Visa Online dalam bentuk e-Visa mempunyai line antrian khusus di imigrasi Ataturk International Airport, Istanbul, sehingga lebih cepat dan menghemat waktu dibanding dengan VoA.

Hamad International Airport, Doha, Qatar
Dari Kayseri, kami menempuh perjalanan darat ke Goreme dengan shuttle car, selama kurang lebih 1 jam saja. 2 kota yang ada di wilayah Kapadokya, yang menjadi tujuan bermalam bagi turis biasanya di Goreme dan Urgup.

Tips: shuttle car (25 TL/pax) bisa dipesan langsung dari hotel/hostel/motel/guest-house tempat menginap. Dan karena kami juga membeli Balloon Tour dan Green Tour di Shoestring Cave Hotel, maka kami memperoleh benefit lain yaitu free biaya shuttle car dari airport ke hotel.
Dalam melakukan reservasi di hotel, pastikan bahwa harga kamar sudah meng-cover jumlah tamu yang menginap. Hal ini tentunya agak membingungkan yah. Jadi 1 kamar dengan kapasitas 2 orang memiliki harga yang berbeda jika tamu yang menginap adalah 1 orang atau 2 orang. Lucu kan? Misalnya 1 kamar dengan 2 bed seharga 36 EUR per malam, maka harga tersebut adalah jika dalam kamar tersebut hanya ada 1 tamu menginap, jika kamar yang sama diisi 2 orang maka harganya berubah menjadi 41 EUR per malam.

Fun Facts: Kayseri Airport meski tergolong airport kecil, memiliki Duty Free Shop dan kami bisa berbelanja di sana dengan menunjukkan passpor. Hal ini cukup mengherankan karena letak toko tersebut ada di Terminal Kedatangan.

Pilihan tempat bermalam kami di Goreme selama 2 malam adalah Shoestring Cave Hotel (36 EUR per malam). Terletak tepat di tengah Goreme, hotel ini selain menawarkan cave room juga mempunyai rooftop yang cukup tinggi dengan pemandangan yang indah. Hari ke dua ini kami tutup dengan makan malam di resto lokal dan menikmati suasana malam hari di kota Goreme yang indah, nyaman.

Shoestring Cave Hotel, Goreme, Cappadocia
Tips: bawa pakaian hangat karena meski sedang musim panas, hawa di Kapadokya pada malam hari tetap dingin dan bisa mencapai 15° C, terutama pada saat menjelang akhir musim panas. Matahari akan bersinar hangat tetapi efeknya membakar, jadi gunakanlah sunblock yang cukup. Daylight di Turki pada saat musim panas hingga pukul 20:00. Sunset akan dimulai pukul 19:45.
Air mineral jika di Turki hanya disebut dengan water, karena mineral water terkadang diartikan sebagai sparkling water (mengandung soda). Jika ingin menghemat budget, belilah air mineral di minimarket setempat dan bawalah ke resto dimana Anda ingin makan. Resto-resto di Turki biasanya tidak mempermasalahkan hal itu dan mereka juga tidak menuntut Anda untuk memesan minuman selain makanan. Harga air mineral di Goreme, untuk ukuran 500 ml, mulai dari 1 TL. Tersedia gallon 5 liter (harga mulai dari 3 TL) yang bisa dibeli dan sharing dengan teman seperjalanan lain.
Kebab (Turkish: Kebap) di Turki mengacu pada cara memasak dagingnya dan hampir semua resto makanan Turki menawarkan menu yang sama dan ragamnya pun meski cukup banyak tetapi mostly mengandung menu kebab (baik sapi, kambing, ayam). Jika Anda agak susah dengan menu-menu kebab, sebaiknya bawa lauk kering dari Indonesia seperti abon, teri kacang, dll. Taste dari masakan Turki (bagi lidah saya yang Indonesia banget) cenderung flat dan agak hambar (kecuali yogurt yang kadang tersaji bersama dengan menu kebab), jadi sebaiknya membawa saos cabe/boncabe yang cukup banyak dari Indonesia. Budget makan selama di Goreme (dan kota-kota Turki lainnya) kurang lebih, untuk 1 kali makan, sekitar 25 TL sampai dengan 30 TL (menu moderat).

Fun Fact: di Goreme terdapat banyak resto yang didominasi oleh resto masakan Turki dan satu atau dua menu asia seperti korean dan chinese food. Kami hanya menemukan 1 resto Chinese food yang untungnya cukup enak, harga terjangkau, porsi besar dan halal. Nama resto-nya adalah Hao Mei Mei yang terletak cukup nyempil di lantai 2 terapit oleh 2 toko souvenir di jalanan utama Goreme.
Selama kunjungan saya ke Turki, belum pernah saya temukan resto yang tidak halal, baik itu resto asia maupun lokal.
Chinese Food Restaurant
Hari ke 3.
Hari ini, setelah breakfast di hotel, kami mengikuti one day local tour, Green Tour (100TL). Kami mengunjungi: Goreme Panorama Point, Ihlara Valley, Belisima Village (untuk makan siang, termasuk dalam harga paket tour), Selime Monastry, Derinkuyu Underground City, Pigeon Valley, dan 2 souvenir shops.
Goreme Panorama
Ilhara Valley
Belisima Village
Selime Monastry
Derinkuyu Underground City
Pigeon Valley
Tips: terdapat beberapa local tour di Kapadokya yang menawarkan beberapa rute, antara lain: Green, Red dan Blue, selain beberapa paket-paket lain. Red sendiri cukup populer setelah Green, yang diikuti dengan Blue yang less popular. Mengapa harus ikut local tour, karena selain tempat-tempat tujuan yang jauh (hingga durasi 1.5 jam dengan mobil dari Goreme), minim-nya kendaraan umum ke tempat-tempat wisata tersebut, tour tersebut juga menyediakan tour guide yang fluent in English, sehingga sedikit banyak menambah menariknya tour jelajah Kapadokya.
Harga tour biasanya sudah termasuk makan siang, tetapi belum termasuk minum. Jadi untuk minuman saat makan siang, harus membayar masing-masing.
Biasanya rombongan tour akan berhenti di pom bensin yang ada mini market-nya, biasa air mineral bisa ditemui hanya seharga 0.50 TL untuk air mineral 500ml.
Permasalahan dalam mengikuti tour, kita selalu akan diajak ke toko souvenir, carpet, perhiasan, dll. Cukup ikuti saja dan jika tidak ingin membeli, bisa langsung keluar dari toko. Hati-hati jika ingin berkomentar dalam Bahasa Indonesia, terkadang toko-toko tersebut mempunyai sales yang bisa berbahasa Indonesia.

Fun Fact: di Goreme juga tersedia Mount Nemrut Tour selama 3 hari 2, yang mana termasuk di dalamnya tujuan ke salah satu situs arkeologi tertua di dunia, Gobekli Tepe. Semoga suatu saat saya bisa kembali ke Turki dan mengikuti tour ini.
Breakfast di Turki dimulai pukul 08:00 pagi, jadi tidak perlu terburu-buru bangun. Sedangkan jam berakhirnya masa breakfast sama dengan jam check out hotel, yaitu antara pukul 10:00 sampai dengan pukul 10:30 pagi.

Sepulang mengikuti Green Tour (dari sekitar pukul 10:00 pagi hingga petang hari), kami singgah ke Otogar (Terminal Bus) guna membeli tiket bus untuk malam esok harinya, menuju ke Pamukkale (60TL). Setelahnya kami menghabiskan sisa hari dengan berjalan-jalan di seputaran toko-toko souvenir sambil membeli satu atau dua.

Fun Fact: banyak sekali toko souvenir yang menawarkan barang-barang dagangannya dengan harga yang beragam. Ada satu toko di Goreme yang menurut saya menjual souvenir dengan harga yang paling murah (meski pelayanannya kurang ramah dan cenderung cuek), namanya: Sultan Gift Shop. Mostly jenis barang yang dijual di Goreme juga kami temukan di Grand Bazaar (jenis yang sama dengan detail yang bisa berbeda), Istanbul, dengan ragam harga yang sama dan berbeda (ada yang lebih murah dan ada yang lebih mahal). Harga souvenir kecil mulai dari 1 TL per buah (pouch kain, fridge magnet, gantungan kunci,dll), postcard mulai dari 1 TL untuk 7 buah, pashmina mulai dari 15 TL per buah.

Sultan Gift Shop
Hari ke 4.
Bangun subuh-subuh, bersiap saat hari masih gelap (sekitar pukul 04:00 pagi), kami hari ini mengambil paket tour yang paling terkenal dan aktivitas yang harus diikuti selama di Kapadokya, Balloon Tour. Selama satu jam kami dibuai pemandangan yang sangat indah memukau dari ketinggian ratusan meter di atas permukaan tanah, dengan menumpang pada sebuah balon udara. Seru dan asik sekali, you have to do this activity! Untuk tour operator, kami membeli paket balon di Butterfly Balloons (130 EUR per pax). Sangat memuaskan, dari awal take off sampai landing berjalan sangat mulus. Tentunya hal ini juga didukung oleh cuaca yang cerah dan sangat mendukung jelajah balon udara pada hari itu.

Balloon Tour by Butterfly Balloons
Tips: pada satu balon udara, terdapat 5 kompartemen (4 kompartemen penumpang dan 1 kompartemen pilot) dalam 1 basket. 1 kompartemen penumpang diisi hingga 6 orang. Jika Anda mempunyai budget lebih, ambillah paket balloon tour yang hanya membatasi 1 kompartemen penumpang hingga 4 orang, seperti yang kami lakukan. Lebih mahal tetapi lebih nyaman, sehingga masing-masing mendapat posisi sisi basket.

Fun Fact: bangun subuh, ga sempat sarapan? Tenang saja, karena penumpang akan dijemput dan dikumpulkan di kantor operator dan sembari menunggu konfirmasi pilot akan cuaca, penumpang disediakan sarapan berupa roti, buah, kopi dan teh.
Jamuan Balloon Tour juga berlanjut setelah landing, champagne, buah dan cake akan menanti Anda saat balon mendarat (bagi yang tidak minum alkohol disedikan juice).

The Pilot and The Tost!
Lepas dari keasikan balon udara (sekitar pukul 08:00 pagi). Kami memutuskan untuk tidak mengambil Red Tour dan memilih jalan sendiri ke dua tempat wisata (yang merupakan highlight dari Red Tour), yaitu Gerome Open Air Museum dan Uchisar Castle. Untuk ke Uchisar Castle kami seharusnya harus menggunakan domus (angkutan umum), sedangkan Gerome Open Air Museum (30 TL) dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit dari hotel. Untuk mendatangi Uchisar Castle (30 TL) kami akhirnya mengeluarkan biaya tambahan sebagai ganti “uang bensin” kepada staff hotel yang memiliki mobil pribadi. Lumayan daripada ribet cari domus, yang tidaklah setiap saat ada (kalau tidak salah setiap satu jam).

Uchisar Castle
Goreme Open Air Museum
Setelahnya, kami kembali menghabiskan waktu dengan berjalan santai dan menyempatkan diri untuk mencoba Turkish Pancake aka. Gozleme yang enak dan cukup murah di dekat hotel. Penjualan pancake tersebut terletak persis di sebelah Resto Old Cappadocia Café & Restaurant. In fact untuk memesan minum kami harus memesan di resto dan sebaliknya jika kami duduk di resto bisa juga memesan gozleme enak tersebut.

Gozleme
Tips: santap gozleme selagi hangat, jika dingin menjadi tidak enak. rekomendasi saya adalah spinach (10 TL).

Pukul 20:00 kami meninggalkan Goreme menuju ke Pamukkale.

Fun Fact: kami mengguankan bus Metro dimana tersedia minuman dan snack ringan selama perjalanan (satu kali pembagian saja). Dalam bus juga terdapat wifi tetapi kurang bagus speed-nya.

Hari ke 5.
Tiba di Pamukkale pada pagi hari (sekitar pukul 07:00), kami mencari hotel singgah dan akhirnya check in di Hotel Arkadas. Lumayan untuk rehat sebentar dan refreshment, sebelum meng-explore Pamukkale Travertine aka. Cotton Castle, Cleopatra Thermal Pool dan Hierapolis (all main access, 35 TL).

Pamukkale Travertine

Cleopatra Thermal Pool
Amphitheater, Hierapolis
Tips: di Hotel Arkadas, kami menego harga kamar hingga pukul 16:00 tanpa breakfast (tidak menginap) dan mendapatkan kamar dengan 1 kamar mandi dalam, AC dan 4 ranjang dengan harga 60 TL. Sehingga harga relative murah karena kami berempat dan masing-masing hanya mengeluarkan biaya 15 TL. Jika Anda tidak menginginkan mengeluarkan biaya extra untuk hotel singgah, Anda bisa menitipkan koper/backpack Anda di kantor bus Metro, selagi Anda berjalan-jalan. Pamukkale Travertine, Hierapolis dan Cleopatra Thermal pool berada pada satu lokasi yang sama dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja dari hotel maupun otogar.
Pakailah sandal, celana pendek, atau pakaian renang karena untuk melewati travertine, Anda dilarang sama sekali memakai alas kaki apapun.
Pakailah sunblock, karena matahari sangat terik dan membakar, meski hanya terasa hangat pada tubuh kita. Hal ini disebabkan angin yang bertiup di Pamukkale sangat sejuk.
Harga tiket masuk ke all main access tidak termasuk biaya tambahan untuk masuk ke museum (sekitar 10 TL) dan untuk berenang di Cleopatra Thermal Pool (35 TL).

View from Arkadas Hotel
Fun Fact: bus Metro hanya sampai di jalan raya utama penghubung lintas kota, sedangkan untuk masuk ke dalam Pamukkale, dari bus Metro harus berganti ke shuttle car yang telah disediakan oleh bus Metro dan gratis (sudah termasuk dalam biaya bus).
Untuk berenang di Cleopatra Thermal Pool, diharuskan membeli tiket tambahan di kasir lokasi Thermal Pool, tetapi untuk memasuki lokasi Cleopatra Thermal Pool, gratis dan tanpa batas waktu. Langsung masuk saja dan bebas foto, nongkrong, dll, kecuali berenang.

Menjelang sore kami kembali ke otogar dan melanjutkan perjalan ke kota berikutnya, yaitu Selcuk. Perjalanan ke Selcuk menggunakan shuttle car (35 TL, yang bisa dibeli di kantor bus Metro) selama kurang lebih 3 jam saja.

Fun Fact: dalam perjalanan, terkadang Anda akan bersama dalam mobil yang sama dengan penumpang ke kota Kusadesi. Rute ke Selcuk akan melewati Kusadesi. In fact jarak ke dua kota itu sangat dekat, sekitar 30 menit berkendara dengan mobil. Karena hal ini maka kami mendapat bonus kecil tambahan melihat sekilas Kusadesi, kota kecil di pinggir pantai, dengan sunset-nya yang indah. 

Kusadesi City
Sesampai di Otogar Selcuk, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke Hotel Artemis, dimana kami akan menginap selama 1 malam (30 EUR per malam). Selanjutnya kami berjalan-jalan menikmati suasana malam Kota Selcuk dan makan malam.

The Hotel
Fun Fact: dalam perjalanan dari otogar ke hotel, kami melewati kios gerobak sederhana penjual buah. Murah! Mereka menjual buah anggur hijau dan merah serta plum dan apricot segar. Saya agak lupa harganya, tetapi saya ingat, kami cukup surprise dengan harga per kilo-nya yang murah (tidak harus beli satu kilo).
Di dekat Hotel Artemis terdapat mini market bernama: Ucyol Tekel & Shop dan menjual air mineral 500ml hanya dengan harga 0.50 TL.

Ucyol Shop
Hari ke 6.
Just after the breakfast, kami dijemput untuk mengikuti one day local tour yang bertajuk main attraction dari tempat wisata di Selcuk, yaitu Ephesus Tour (140 TL per pax). Termasuk di dalamnya adalah The Last House of Virgin Mary, Temple of Artemis, komplek the city of Ephesus, Izmir Selcuk Isa Bey Mosque, 1 carpet shop dan 1 leather shop.

The House of Virgin Mary
Temple of Artemis
The City of Ephesus
Izmir Selcuk Isa Bey Mosque
Tips: Mengapa harus ikut local tour, karena selain tempat-tempat tujuan yang jauh dan minim-nya kendaraan umum ke tempat-tempat wisata tersebut, tour tersebut juga menyediakan tour guide yang fluent in English, sehingga sedikit banyak menambah menariknya tour jelajah Selcuk.

Fun Fact: House of Virgin Mary, literally the last house of Virgin Mary setelah proses penyaliban Yesus. Situs ini konon juga sudah mendapatkan approval dari Vatican. Selain itu pada saat perjalanan Anda keluar dari komplek ini, terdapat 4 ceruk dengan kran air yang bebas digunakan. Konon 4 ceruk tersebut mewakili: cinta, kesehatan, kekayaan dan gabungan ketiganya. Urban legend-nya adalah pilih salah satu ceruk, cuci muka dengan air sejuk tersebut dan minum airnya.
Temple of Artemis memang hanya tersisa beberapa bongkah batu dan satu pilar saja, tetapi situs ini adalah (hingga saat ini) salah satu yang tersisa dari 7 keajaiban dunia kuno, bersanding bersama dengan Piramida Giza di Mesir, Taman Gantung Babilonia di Irak, Light House of Alexandria di Mesir, Kolosus di Yunani, Mausoleum Mausolus di Turki (Bodrum), dan Patung Zeus di Yunani.

Hari berjalan cukup cepat dan menjelang pukul 22:00 waktu setempat, kami kembali dalam perjalanan menuju Istanbul, dengan bus Metro (85 TL).

Hari ke 7.
Sekitar pukul 07:00 pagi, kami memasuki Terminal Bus utama di Istanbul dan melanjutkan perjalanan kami ke Sultanahmet di sisi Eropa Turki, dengan free shuttle car dari bus Metro ke Yusufpasa Metro Station (Metro yang ini adalah jaringan sistem terkoneksi angkutan umum di Istanbul) dan melanjutkan secara mandiri ke Sultanahmet Station dengan Tram.

Istanbul Kart
Tips: Metro adalah jaringan sistem terkoneksi angkutan umum yang ada di Istanbul, sistem biayanya adalah fixed cost (jauh dekat sama) untuk satu kali perjalanan dalam line yang sama. Jika berganti line, sayangnya, harus berjalan menuju ke station line yang dituju dan harus membayar lagi. Sistem ini terdiri dari Metro (train), Bus, Tunnel, Tram, dll. Biaya berkisar dari 1,an TL sampai dengan 3,an TL. Pembayaran bisa menggunakan Istanbul Kart maupun koin sekali jalan (yang bisa dibeli di mesin-mesin yang terdapat di station). Kurang lebih sama dengan EZ Link di Singapore. Begitu juga dengan cara menempuh perjalanannya, tinggal melihat tujuan akhir dari line dan station interchange antar line.
Jika dalam pergantian line, Anda harus menggunakan escalator dan Anda sedang tidak terburu-buru maka sebaiknya Anda berdiri di sisi kanan. Terbalik dengan di Singapore yang menggunakan sisi kanan escalator bagi pengguna yang terburu-buru, di Istanbul sisi kiri-lah yang diperuntukkan bagi pengguna yang sedang terburu-buru.
Dalam jelajah seperti ini, minum sangat penting, jangan berhemat dengan pertaruhan Anda akan mengalami dehidrasi. Begitu pula dengan pembuangannya (buang air kecil) agar jangan berhemat demi kesehatan Anda. Biaya toilet (di seluruh Turki disebur dengan WC) umum per masuk adalah 1 TL.

Fun Fact: karena menganut sistem fixed cost, maka Istanbul Kart yang bisa dibeli (dan diisi ulang) di kios-kios dekat Metro station dengan biaya 7 TL per kartu (tidak termasuk top up saldonya), bisa digunakan untuk multi orang (tap kartu hanya dilakukan pada saat masuk station).
Istanbul Kart selain digunakan unutk membayar seluruh alat transportasi umum, juga bisa digunakan untuk membayar WC umum dan pembelanjaan di mini market.
2 wilayah yang terkenal di Istanbul sebagai tempat tinggalnya para turis adalah Sultanahmet (di sisi Eropa Turki) dan Taksim (di sisi Asia Turki). Sultanahmet memiliki area yang sama dengan Topkapi Palace, Basilica Cistern, Hagia Sophia, Hippodrome dan Blue Mosque (walking distance from hotel area). Daerah Sultanahmet lebih tenang dibandingkan dengan hiruk pikuk di daerah Taksim, jadi bagi yang lebih suka keramaian dengan jalanan penuh aktivitas shopping dari brand-brand terkenal, mungkin lebih cocok tinggal di Taksim.

Niatan awal untuk drop luggage di hotel, malah akhirnya sempat refreshment karena kebetulan kamar yang kami booking di Nobel Hostel kosong dan bisa langsung check in tanpa tambahan biaya (32 EUR per malam). Setelahnya kami mengunjungi beberapa tempat wisata seperti: Topkapi Palace (MP), Hagia Irene (MP), Hagia Sophia (MP), Basilica Cistern (20 TL), Hippodrome (free), Chora Church Museum (MP), Taksim Square (free) dan Galata Tower (naik ke atas menara: 25 TL). Yang dimaksudkan dengan MP di sini adalah Museum Pass (85 TL) yang berlaku selama 5 hari di Istanbul untuk memasuki tempat wisata yaitu: Hagia Sophia, Topkapi, Hagia Irene, Archaeological Museum, Chora Museum, Mozaic Museum, Galata Mevlevi Museum, Yildiz Palace Museum, Fethiye Museum, Turkish and Islamic Art Msueum, Rumeli Hisar Museum, History of Science and Technology in Islam’s Museum.

Museum Pass, 1 card untuk 1 Orang. Ada namanya lho di sisi belakang dan untuk beli dibutuhkan Passpor
Main Gate dari Topkapi Palace

Hagia Irene

Hagia Sophia

Basilica Cistern

Chora Museum

Taksim Square

Galata Tower
Tips: Penggunaan Museum Pass selain lebih murah, juga tidak mengharuskan kita untuk antri panjang (khususnya musim panas) untuk pembelian ticket masuk.
Notice: waspada jika Anda sedang berjalan seorang diri (entah Anda adalah solo traveler atau sedang memisahkan diri dari group). Modus penipuan yang kerap terjadi bagi pejalan yang sendiri adalah dimintain tolong foto oleh sesama solo traveler asing yang sangat ramah (biasanya bertampang rupawan) dan sedang dalam perjalanan serta mengajak Anda untuk melihat festival ina inu, mengajak minum dan ngobrol bersama, dll. Once Anda berkata sedang bersama teman-teman Anda juga, mereka akan mundur dan langsung meninggalkan Anda. Saya dan 3 teman memang melakukan perjalanan bersama, tetapi ada kalanya kami berpencar sendiri-sendiri dan kami mengalami hal yang sama hingga 4 sampai 5 kali dalam satu jam saja. Tujuan penipuannya kami juga kurang jelas dan enggan mencari tahu, tetapi tetap waspada saja.

Fun Fact: Nobel Hotel, memiliki rooftop yang TOP. Di satu sisi menghadap langsung ke sisi belakang Blue Mosque dan sangat indah menjelang sunset, sedangkan di sisi satunya pemandangan Laut Marmara yang langsung menyambung ke Selat Bosphorus. Nobel juga mempunyai resto kecil di sisi bawah, yang cantik serta menyajikan makanan lokal dan intercontinental dengan harga wajar tapi porsi besar. Jika Anda menginap di Nobel, maka setiap makan di café, akan mendapat diskon khusus.
Dekat dengan Nobel (sejajaran) terdapat mini market bernama: Basaran Market yang menjual air mineral dengan harga 0.75 TL per 500 ml. Harga Indomie cup pun hanya seharga 3.5 TL, lebih murah dibandingkan dengan mini market di seberang Nobel. Wait? What? Indomie Cup? YES! Ada lho di Istanbul Indomie (asli) versi cup seduh.
Terdapat Korean and Chinesee Resto di dekat Nobel, meski harganya cukup mahal. Seporsi lauk Ayam Asam Manis dihargai 35 TL.

Nobel Hostel, dengan cafe cantiknya, yangs ekaligus tempat breakfast di pagi harinya

Basaran Shop
Indomie seleraku
Hari ke 8.
Setelah breakfast, kami isi hari ini dengan berkunjung ke Dolmabahce Palace (40 TL Harem dan Administration Office), Grand Bazaar (free) serta join dalam Bosphorus Cruise (12 TL untuk 1.5 jam) dan berburu Lokum (Turkish Delight) di Sikerci (mulai dari 20 TL per 250 gram).

Dolmabahce Palace
Galata Bridge
Bosphorus Cruise

Salah satu Gate of Grand Bazaar
Salah satu lorong labirin Grand Bazaar
Tips: di Dolmabahce Palace belilah tiket yang termasuk Harem Section selain Pusat Administrasi Kepresidenan. Di section Harem-lah kita bisa menyaksikan tempat tinggal rumah tangga Sultan-sultan Turki selepas perpindahan istana dari Topkapi dan 2 presiden pertama Turki. 2 section tersebut meski terhubung tetapi memiliki pintu masuk yang berbeda.
Belilah ticket Bosphorus Cruise (only available for round trip) di daerah Eminonu (atau di depan Dolmabahce Palace), karena jauh lebih murah dibandingkan di hotel dengan fasilitas yang sama. Hanya di sisi Eminonu terdapat fish sandwich legendaris Istanbul bernama Balik Ekmek seharga 8 TL.
Grand Bazaar mempunyai wilayah yang sangat luas dan memiliki beberapa pintu. Jika ingin janjian dengan teman Anda, maka sebaiknya mengetahui di gate berapa Anda dan teman akan bertemu. Grand Bazaar juga bisa diakses melalui beberapa Tram Station, tetapi yang paling dekat dengan gate adalah Beyazit Kapalicari Station. Tawarlah harga mereka dengan sedikit sadis karena memang seperti itulah seharusnya. Contoh kaos-kaos Istanbul yang dibuka mulai dengan harga puluhan lira per buah bisa ditawar dan didapatkan dengan mudah mulai dari 10 TL (adult size) per buah. Tawar dibawah 50% dan biasanya akan closing di harga 50%. Gantungan kunci bisa diperoleh dengan harga 2 TL per biji, begitu juga dengan fridge magnet. Jika jadwal Anda adalah hari Sabtu dan mendekati tutupnya Grand Bazaar pada pukul 19:00, maka proses tawar menawar akan lebih gampang (Grand Bazaar tutup pada hari minggu). Beli dalam jumlah yang banyak, maka proses menawar juga lebih lancar dan harga per unit jatuhnya lebih murah, jadi sebaiknya jika Anda pergi dengan group, barengan saja belinya.

Penjual Balik Ekmek
Salah satu pancuran air besar di Grand Bazaar
Fun Fact: di Dolmabahce Palace, kita tidak dapat masuk secara perorangan dan harus per group. Perhatikan disetiap pintu masuk terdapat jam-jam masuknya group gabungan yang dilengkapi dengan tour guide baik dalam Bahasa Turki maupun Bahasa Inggris (line dan jadwal berbeda dan ada setiap jam). Sayangnya selama di dalam Anda diharuskan mengikuti terus tour guide dan dilarang mengoperasikan kamera dalam bentuk apa pun. Trust me, Pusat Administrasi Kepresidenan-nya sangat-sangat indah sekali.
Grand Bazaar memiliki lebih dari 3.000 toko didalamnya. Tidak usah takut berjubel, pengap, kurang udara segar. Di Grand Bazaar ventilasi udara bekerja dengan baik, meski ini adalah pasar tertutup, dan dilengkapi dengan beberapa pancuran air untuk membasuh diri. Dalam suasana musim panas pun, menjelajah Grand Bazaar tidaklah panas dan relative nyaman.
Lokum atau Turkish Delight adalah dessert atau permen khas dan asli Turki. Ada 2 brand toko yang sangat terkenal dengan lokum-nya, yaitu Ali Muhiddin Haci Bekir (sejak 1777) dan Hafiz Mustafa (sejak 1864) yang harga per box-nya (250 gram) kurang lebih sama. Haci Bekir sendiri store-nya sangat sederhana dan dominan sebagai sweets store, sedangkan Hafiz Mustafa lebih modern dan store-nya merupakan dessert café yang menawarkan ragam dessert jenis lain juga seperti rice pudding, dll. Kedua store ini bisa ditemukan berdekatan di Sikerci dan Taksim (sepemantauan saya).

Haci Bekir
Hafiz Mustafa
Dessert at Hafiz Mustafa, selain Lokum
Sisa hari itu, kami habiskan dengan bersantai di Hippodrome yang sangat ramai dikunjungi oleh turis dan warga lokal, sekedar untuk bersantai di petang hari. Suatu keharusan menyaksikan Hagia Sophia dan Blue Mosque di pagi hari dan di malam hari.

Hippodrome di sore hari
Blue Mosque
Hagia Sophia
Hari ke 9.
Setengah hari terakhir di Turki kami habiskan untuk melihat sisi dalam Blue Mosque aka. Sultan Ahmed Mosque. Kami bisa memasuki area luar Blue Mosque kapan saja, tetapi untuk masuk ke dalam, kami harus mengikuti jadwal dibukanya area dalam untuk turis (non Moslem dan yang tidak datang untuk Shalat) yaitu pada jam: 08:30 – 12:30, 14:00 – 16:30 dan 17:30 – 18:15.

Sultan Ahmed Mosque aka. Blue Mosque
Di dalam Blue Mosque
Setelahnya jelajah Turki harus berakhir. Bersama QR-240 (transit Doha, Qatar) dan QR-844 kami terbang kembali ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Hari ke 10.
Sesampai di Kuala Lumpur, kami melanjutkan perjalanan panjang kami bersama OD-316 dengan tujuan Jakarta, Indonesia. Perjalanan saya kali ini officially berakhir di Soekarno Hatta International Airport pada pukul 13:30 WIB.


Final Note: Find more pictures of #exploreTurkey di Instagram saya yah @harry_mdj

No comments:

Post a Comment