Wednesday, January 18, 2017

Morotai, Sisi Keindahan Lain dari Sepenggal Maluku




“Duh semoga terang terus yah?”
“Gimana kata Pak Her?”
“Katanya sih ujannya biasa sore atau malam gitu, pagi sampe sore biasa cerah”
“Amin dah!”
“Duh, kartu UNO-nya ga dibawa. Cuman bawa yang kartu remi! Gimana dong?”
“Yah udahlah seadanya. Semoga ga harus bengong di kamar karena hujan.”

Sebuah ganjalan paling besar saat saya bersama lima teman seperjalanan bertolak menuju Morotai dari Bandara Sultan Babullah di Ternate. Terbang dengan pesawat jenis ATR, saya mencoba mengintip pemandangan indah di sisi luar jendela sana. Tebaran indah landscape dari Pulau Halmahera dan perairan birunya mendominasi rekam memori saya selama perjalanan melintas langit menuju Morotai.

“Hm semoga 2 hari cukup buat explore Morotai” batin saya, yang masih agak cemas dengan kondisi cuaca. Kecemasan yang segera raib dan menguap saat saya menginjakkan kaki saya di bumi Morotai.
“What the hell! Mau ujan kek, mau badai kek! Yang penting sudah sampe sini” batin saya dengan kebahagiaan yang entah muncul dari mana, sembari melihat polah dari lima teman seperjalanan saya yang asik dengan selfie, IG story recording, foto landscape sampai boomerang recording.

“Ya, gue ada di Morotai and so far cuaca cerah. Let’s moving forward” hentak saya dalam hati.
***
Setelah sempat berhenti sebentar untuk sarapan yang agak terlambat, mobil yang membawa kami memasuki sebuah resort terbuka, yang langsung berbatasan dengan pantai pribadinya. Nice place!

Check in, quick island hopping preparation dan seolah dalam sekejap mata, kami sudah berada di dalam sebuah perahu kayu bermotor mengarungi lautan cantik. Saya tak akan mencoba menggambarakan keindahan tujuan-tujuan kami. Semoga photo-photo yang saya ambil dapat menjadi jendela yang sama bagi saya dan kalian untuk menikmati keindahan alam Morotai.

Pulau Telur atau yang biasa juga disebut pasir timbul, merupakan pulau pasir kecil yang sangat indah sekali.

Pulau Kokoya adalah sebuah pulau kecil lain yang tak berpenghuni yang mempunyai tanjung perairan rendah yang sangat indah. Tanjung perairan rendahnya cukup luas dan dengan arus yang tenang. It’s perfect place to do floating.


Spot Snorkeling Doko adalah sebuah spot snorkeling yang populer di area Morotai, yang sebenarnya lebih mempunyai banyak spot diving. Sangat indah, alami dan bersih dengan corals dan ragam ikan yang banyak.


Pulau Dodola adalah 2 pulau (Dodola Besar dan Dodola Kecil) yang terhubung oleh gusung pasir saat air laut sedang surut dan merupakan icon utama dari kepulauan Morotai. Sangat indah dan populer sebagai tujuan utama di kepulauan Morotai baik untuk turis maupun warga lokal. That’s why, agak ramai kalau weekend. Konon sisi belakang dari Pulau Dodola juga mempunyai rupa underwater yang bagus.


Pulau Zum Zum Mc Arthur adalah sebuah pulau kecil yang mempunyai icon patung dari Jendral Mc Arthur dengan signage ZUM ZUM MC ARTHUR ISLAND.  


Penjelajahan hari pertama ini ditutup dengan snorkeling di Spot Kapa Kapa. Spot ini berada diantara 2 pulau karang kecil yang konon menyerupai kapal bentuknya (kapa = kapal). Spot ini mempunyai rupa underwater yang indah dengan ragam dan jumlah ikan yang banyak. Sayang saat kami tiba sudah mengeruh dengan jarak pandang yang kurang bagus.

 
***
Setelah semalaman diguyur hujan, akhirnya matahari 7 pun bersinar kembali pada hari ke dua kami di Morotai. Kenapa 7? Entah juga. Penduduk lokal dan sekitar menjuluki Morotai memiliki 7 matahari karena panasnya yang menyengat. Dan terbukti, mungkin karena selama perjalanan di Morotai saya jarang memakai topi (biasanya selalu rajin pakai) dan potongan rambut saya kala itu cepak sekali, sekembalinya di Jakarta, kulit kepala saya mengelupas berganti kulit baru, haha. Tepat! Kulit kepala saya “sunburnt”.

Anyway, di hari ke dua ini tujuan kami agak menjauh dan mengharuskan kami mengganti jenis kapal island hopping dari yang kemarin, menjadi double engine speedboat.

Pemberhentian pertama adalah spot snorkeling tak bernama (haha, seriusan ga ada namanya) yang terletak diantara Pulau Loleba Besar dan Pulau Ngele Ngele Kecil. Rupa underwaternya cantik dan masih menampilkan ragam ikan yang banyak.


Pulau Ngele Ngele Kecil adalah pulau kecil dengan garis pantai yang sempit, sedikit berkarang tetapi indah. Kami berlabuh sejenak untuk makan siang di sini.


Pulau Ngele Ngele Besar adalah pulau pribadi yang tertutup untuk umum. Pulau ini adalah wilayah budi daya tiram dan sekaligus kawasan militer. Sehingga untuk meng-explore pulau ini harus ditemani dan seijin dari penjaganya. Dan sayangnya saat kami berkunjung, kami tidak mendapatkan ijin tersebut.


Spot Snorkeling Galo Galo Besar adalah sebuah spot snorkeling yang masih menampilkan rupa bawah laut yang cantik dengan ragam coral dan ikan dengan jumlah yang banyak. Khas dari perairan Morotai adalah keruh jernihnya air tidaklah bisa diprediksi secara pasti. Bisa saja sesaat keruh dan sesaat kemudian jernih dan kemudian keruh lagi.


Pemberhentian terakhir adalah spot Snorkeling (depan resort) D’Aloha. Pantai D’Aloha ternyata terletak pada penggalan wall, sehingga tidak jauh dari pantai kami sudah bisa ber-snorkeling dengan gugusan coral dan ragam ikan yang cukup indah. Sayangnya saat kami kembali ombak sore mulai kencang dan perairan disekitar wall sangat-sangat keruh, meski masih tampak keindahan yang seharusnya bisa ditayangkan saat kondisi air jernih.


***
Sejenak perhatian saya teralihkan sejenak kepada safety demonstration dari mbak pramugari dan kami pun segera siap untuk tinggal landas. Meninggalkan keindahan Kepulauan Morotai jauh dibelakang.

“Ga cukup ternyata 2 hari, masih belum bisa berkungjung ke Tabailenge dank e air terjun apa itu” desah saya. Semoga kapan di masa depan bisa berjodoh dan kembali ke sini untuk melanjutkan exploration saya di Kepulauan Morotai. Saya memalingkan perhatian saya kembali melalui jendela pesawat dan terucap dalam batin saya, “Indonesiaku sungguh-sungguh indah.”


***
Berikut rincian biaya selama di Morortai

 

No comments:

Post a Comment