Thursday, January 19, 2017

Setengah Hari Jelajah Pulau Tidore




“Masih mau snorkelingan di Ternate ga?”
“Hm terserah sih. Pingin ke Tidore sekalian ga sih?”
“Kudu pilih salah satu, Tidore atau snorkelingan di Ternate?”
“Kata Ela bagus juga lho di Ternate. Banyak Lionfish-nya. Gue belom pernah ketemu lionfish.”
“Ya udah gimana nih?”
“Tidore deh. Biar sekalian Morotai, Ternate dan Tidore.”
“Ya udah. Ntar snorkeling di Ternate pas mampir lagi waktu ke Jailolo.”
“Kapan ke Jailolo?”
“Kapan-kapan! Wacana aja dulu.”

Dan akhirnya diputuskanlah bawa rombongan kami batal menjelajah bumi bawah airnya Ternate. Plan berubah dan waktu 1 hari yang tersisa kami putuskan untuk menjejak di Tidore. Kali ini kami memutuskan menggunakan jasa Tour Agent untuk half day tour ke Tidore. Biaya tentunya jauh lebih mahal dibandingkan jika kami mengurus sendiri. Salahkanlah kemalasan yang mendera.

Tak banyak memang obyek dan tujuan wisata di Tidore, yang meski secara geografis lebih luas daripada Ternate. Dengan ditemani seorang guide, kami pun memulai penjelajahan kami berawal dari Pelabuhan Speed Rum Tidore.

***
Rata-rata untuk memasuki tempat wisata di Tidore tidaklah dipungut biaya. Jika ada penjaganya, pada saat kita akan meninggalkan lokasi, barulah kita kasih tips.

Pemberhentian pertama adalah Benteng Tahula. Sebuah benteng batu peninggalan Portugis yang hampir hancur karena diserang Belanda pada abad 17. Menurut saya, tempat ini adalah highlight dari Tidore karena menawarkan pemandangan panoramic yang sangat indah. Hal ini didukung pula letak dari benteng ini berada di ujung bukit pesisir pantai. Dari benteng ini terlihat pula Pelabuhan Sultan, Kedaton Tidore dan Benteng Torre.


Kedaton Tidore adalah tempat tinggal Sultan Tidore yang masih aktif memerintah hingga saat ini. Sayangnya, saat kunjungan kami bertepatan dengan masa renovasi Kedaton.


Benteng Torre adalah sebuah benteng lain di Tidore yang juga bekas peninggalan Portugis dan sebagian besar telah hancur karena serangan Belanda. Di benteng ini taman-tamannya terlihat terawat dan mempunyai beberapa gazebo untuk berteduh dan duduk-duduk.


Lepas dari 3 tempat wisata itu. Kami sempatkan diri duduk-duduk di pinggir pantai sambil membuang hawa panas yang menyengat dengan sajian es kelapa muda dan pisang goreng. Es kelapa muda di Tidore sama halnya dengan Ternate, disajikan dengan susu dan gula jawa/sirop. Enak, segar, manis seperti minum susu soda gembira.


Pemberhentian terakhir di Tidore adalah Pantai Akesahu yang berarti air panas. Pantai berpasir hitam yang cukup sempit ini, memiliki keunikan tersendiri yaitu terdapat kolam kecil permandian air panas alami, yang terletak sangat dekat dengan garis air laut. Rangkaian pita, plastik dan kain berwarna memeriahkan ranting-ranting sebuah pohon besar yang menaungi kolam tersebut. Konon sematan-sematan tersebut adalah symbol dari doa supaya mendapatkan jodoh.


***

Matahari masih bersinar terang dan cukup terik, saat speedboat membawa kami meninggalkan Tidore di belakang dan kembali menjejak di Ternate. Dengan sedih dan berat hati saya harus jujur bahwa Tidore sangat kurang obyek wisata dan menjadi kurang menarik dibandingkan Ternate. Tetapi jika Anda mempunyai sedikit waktu yang tersisa, tak ada ruginya untuk bertandang ke Tidore.


No comments:

Post a Comment