Saturday, August 26, 2017

Jelajah LAOS (Luang Prabang & Vientiane): DESTINATION



for more pictures, please check my Instagram @harry_mdj

Sekitar tahun 2012 atau 2013, seorang teman baik bernama Dina Rosita (yupe, Dina @duaransel) mengirimkan sebuah post card dengan gambar sebuah dhammasala (aula berdoa bagi umat Buddha Theravada) yang dipenuhi oleh para Bhante (Bhikkhu/Biksu) yang terlihat sedang mengalunkan puja.

Gue ingat banget, waktu itu Dina sedang mengadakan kuis atau apa gitu, dengan hadiah kiriman post card langsung dari Luang Prabang, Laos. Gue kebetulan ga ikutan kuisnya dan ingat Dina berucap (kurang lebih), “Har kamu emang ga ikutan kuis, tapi aku kirimin post card nih. Pas lihat kartu pos itu, kok tetiba ingat kamu.” Gue menerima post card itu setelah beberapa lama, gembira dan sempat menempel post card tersebut untuk waktu yang lama di dinding kubikel gue di kantor.

Layaknya sebuah ramalan yang terkabul, scenery dalam kartu pos itu akhirnya gue saksikan dan rasakan dengan mata telanjang gue pada tanggal 13 Agustus 2017 ini. Dhammasala dari Wat Xieng Thong, yang meski tanpa para Bhikkhu, masih sama scenery-nya dengan kartu pos yang gue terima dari Dina beberapa tahun yang lalu. Dan inilah catatan gue selama Jelajah cepat Laos. Yupe, bukan cerita, tapi catatan kecil.

Note: semua catatan bisa saja tidak valid setelah masa waktu tertentu. Catatan ini murni pada apa yang terjadi saat hari kunjungan gue.
***
ALL ABOUT LAOS (DESTINATION)
***

WAT/VIHARA/SHRINE
Obyek wisata di Laos cenderung didominasi oleh Wat aka. Vat aka. Vihara yang mostly adalah Vihara Buddha aliran Theravada. Jadi siap-siap saja mabok karena so many Wat berada di Laos. Menurut gue Wat yang ada di Laos lebih banyak dari pada di Thailand. Keseluruhannya adalah Wat yang aktif untuk sembayang dan/atau sebagian bangunan sekaligus merupakan museum. Jadi dalam museum ada tempat sembayang aktifnya dan mostly museumnya juga menampilkan koleksi Buddha rupang dan atributnya. Wat yang akan gue share hanya sebatas Wat-wat tujuan utama saja yah karena dalam perlajanan dari obyek wisata satu ke obyek wisata lain kadang banyak Wat lain yang berjajar dan kadang hanya kami masuki sebentar (tidak ada admission fee).

Wat Xieng Thong berlokasi di Luang Prabang dan telah berdiri sejak tahun 1560. Di dalam areanya, terdapat beberapa dhammasala (tempat sembayang) dan kuti (tempat tinggal Bhikkhu) serta semacam museum kecil.
Daily open. Dress appropriate needed. Admission fee: 20ribu Kip.

Wat Xieng Thong
Dhammasala utama
Semacam penyimpanan arca-arca Buddha Rupang
Alms Giving Ceremony atau dikenal dengan Pindapatta oleh umat Buddha Theravada. Alms Giving sebenarnya lebih tepatnya adalah berdana atau melakukan dana, BUKAN bersedekah. Dengan melakukan pindapatta, kita melakukan karma baik yang hasilnya adalah untuk kita sang pelaku dana. Berlokasi di semua jalanan utama Luang Prabang, para Bhikkhu setiap pagi (antara pukul 05: 30 sampai dengan 06:00-an) dari berbeagai Wat diseluruh Luang Prabang akan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dan membawa kuali untuk menerima semua dana. Kita sebagai turis juga bisa ikutan berpartisipasi. Belilah barang yang ingin didanakan ke Bhikkhu dan berpakaian yang sopan. Saran gue adalah barang kebutuhan sehari-hari, obat-obatan dan makanan. Jika tidak sempat mempersiapkan amlam sebelumnya, dini hari sebelum acara Alms Giving Ceremony, beberapa pedagang lokal juga menjual beberapa kantung snack dan ketan untuk dipakai sebagai dana. Jujur saja, makanan adalah hal paling common sebagai dana dan akan melimpah ruah dan pada akhirnya oleh para Bhikkhu akan diberikan juga ke beberapa unfortunate people yang biasanya satu atau dua orang sudah siap menampung kelebihan makanan yang diterima para Bhikkhu.
Daily activity (05:30 – 06:00).

Early morning ceremony
Pindapatta
Haw Kham/Royal Palace berlokasi di Luang Prabang dan merupakan komplek bangunan bekas Istana Kerajaan Laos, hingga tahun 1975, yang terdiri dari Gedung Istana, Vihara dan Gedung Serba Guna (mini concert hall). Pastikan sudah membeli tiket di pintu masuk utama dan menitipkan segala bentuk tas apapun di loker yang telah disediakan secara gratis.
Daily open (08:00 – 11:30 dan 13;30 – 16:00). Admission fee: 30ribu Kip (biaya ini hanya untuk masuk ke gedung istana saja. Untuk masuk ke area taman, garasi dan Vihara: gratis). Limited area for taking pictures.
Di concert hall-nya juga setiap petang (pukul 18:30) diadakan pementasan tarian tradisional Laos dengan harga kursi mulai dari 100ribu sd. 150ribu Kip. Concert ini akan memakan waktu kurang lebih 1 jam dan terdiri atas 5 tarian.

Di dalam istana tidak boleh foto, akhirnya foto dari luar saja
Dhammasala di area istana
Wat Mai adalah sebuah Bihara Buddha Theravada yang terletak disebelah Royal Palace Luang Prabang dan dikenal sebagai New Monastery. Wat yang bernama lengkap Wat Mai Suwannaphumaham ini didirikan pada abad 18 dan merupakan Wat terbesar dengan hiasan termewah di Luang Prabang.
Daily open. Dress appropriate needed. Admission Fee: 10ribu Kip

Dhammasala utama di Wat Mai
ngusilin yang jaga Vihara, sebut saja Pochi
That Dam (Black Stupa) adalah sebuah stupa tunggal yang berada di tengah kota Vientiane. Kondisinya sangat miris dengan permukaan stupa yang sebagian besar tertutup oleh tanaman liar. Stupa ini dipercaya didirikan pada abad 16 dan dulunya permukaan stupa dilapisi dengan emas. Urban legend stupa ini adalah merupakan tempat tinggal naga berkepala 7 yang menjadi pelindung kota Vientiane.
Daily open. 
sayang yah :(
Wat Sisaket (Museum) adalah sebuah Wat yang berdiri tahun 1818 dan saat ini sekaligus menjadi museum dengan (konon) hampir 7.000 patung Buddha ada didalam Wat ini. Wat Sisaket juga merupakan Wat tertua di di Vientiane yang mempertahankan keaslian penampilan dan bangunannya.
Daily open (08:00 – 17:00). Admission Fee: 10ribu Kip. Limited area for taking pictures.

Dhammasala utama, dimana terdapat ratusan patung Buddha (tidak boleh foto)
Bagian yang diperuntukkan sebagai exhibition
Haw Pha Kaeo adalah sebuah Wat di Viantiane yang berdiri sejak tahun 1565 yang seharusnya dipersiapkan untuk menjadi “rumah” dari Emerald Buddha, yang saat ini ada di Royal Palace Thailand.
Daily open (08:00 – 12:00 dan 13:00 – 16:00). Dress appropriate needed. Admission Fee: 10ribu Kip. Limited area for taking pictures.
foto dari depan, bagian dalam museum tidak boleh difoto
bagian belakang museum
Pha That Luang teletak agak jauh dari komplek obyek wisata di Vientiane. That Luang adalah sebuah stupa emas yang didirikan apda tahun 1566. That Luang merupakan salah satu Wat terpenting di Laos yang dulunya literally dilapisi sebanyak 500 kg gold leaf. Berdiri setinggi 45 meter dari permukaan tanah dan dengan lebar 69 meter, That Luang dikelilingi oleh 30 stupa kecil. Monumen ini dianggap sebagai salah satu arstitektur terhebat dari Buddhism di dunia.
Untuk mencapai That Luang, kami menggunakan tuk-tuk yang tergabung dengan asosiasi resmi dengan biaya 50ribu kip (untuk berdua) dari start point dekat hotel (Lao National Museum).
Daily open (08:00 – 12:00 dan 13:00 – 16:00). Admission Fee: 10ribu Kip.

That Luang
Reclining Buddha di sisi belakang That Luang
Wat Si Muang adalah sebuah Wat yang paling popular dan paling banyak dikunjungi oleh warga Vientiane. Berdiri pada tahun 1563 di atas lokasi yang dipercaya merupakan sisa peninggalan tempat holy spirit of If Muang yang melindungi kota Vientiane. Wat Si Muang juga dianggap sebagai salah satu pilar utama berdirinya kota Vientiane dengan nama The City Pillar Lak Muang.
Daily open. Admission Fee: 3ribu Kip.

Dhammasala utama
Reruntuhan Stupa If Muang
Vientiane City Pillar Shrine adalah ekspansi dari Wat SI Muang yang terletak diseberang sisi samping Wat Si Muang, Vientiane.
Daily open.
Citypillar Shrine
NATURE
Selain Wat aka. Vihara, Laos juga mempunyai beberapa obyek wisata alam. Jangan mencari pantai di Laos karena Laos adalah salah satu negara yang tidak mempunyai garis pantai sama sekali. Kontur alam negara mostly berupa perbukitan dengan humidity yang sangat tinggi terutama saat musim penghujan dan pancaroba. Waktu ideal berkungjung ke Laos adalah musim kemarau yang berhawa relative lebih sejuk.

Kuang Si/Kuang Xi Waterfall adalah sebuah air terjun indah yang berjarak 30 km dari Luang Prabang. Air terjun ini tidaklah tinggi tetapi mempunyai 3 tingkatan kolam yang bisa dibuat berenang. Jarak dari pintu masuk ke puncak air terjun kurang lebih 10 menit berjalan santai. Di area yang sama juga terdapat tempat konservasi beruang. Kandang-kandang beruang ini akan berada di jalur menuju kolam-kolam dari Kuang Xi Waterfall.
Untuk mencapai air terjun ini, alih-alih menggunakan tuk-tuk, kami menggunakan jasa shuttle sharing yang melayani transport PP dari hotel dan ke Kuang Xi. Biaya shuttle PP per orang dikenai 40ribu Kip dengan durasi kunjungan kurang lebih 2 sd. 3 jam. Shuttle ini menjemput penumpangnya di hotel satu per satu dan bersama-sama berangkat ke Kuang Xi dengan durasi perjalanan tak lebih dari 1 jam. Shuttle akan menjemput ke hotel dari pukul 11:30 sd. 13:30.
Daily open (08:00 – 17:30). Admission fee: 20ribu Kip.

Kuang Xi Waterfall
Kolam renang natural
Chomsy Hill (Phou Si Stupa) adalah sebuah bukit kecil yang terletak di tengah pusat kota Luang Prabang, terapit oleh Sungai Mekong dan Sungai Nam Khan. Pintu masuk dari bukit ini tepat berada di depan pintu masuk utama Royal Palace Luang Prabang. Bukit ini selain terkenal dengan the best spot untuk menikmati sunset, juga memiliki Golden Stupa bernama Phou Si di titik tertinggi bukit. Bukit ini juga merupakan salah satu tempat favorite umat Buddha dalam melakukan ritual Fang Shen (pelepasan makhluk hidup untuk membuahkan karma baik).
Untuk mencapai puncak bukit, kami harus meniti ratusan anak tangga yang bermula sedikit curam dan melandai mendekati setengah perjalanan ke puncak.
Daily open (08:00 – 19:00). Admission fee: 20ribu Kip.

Phou Si Stupa
Mekong River over Chomsy Hill

OTHER INTERESTING PLACES
Selain Wat dan Nature, Laos juga mempunyai beberapa aktivitas atau obyek wisata lain yang merupakan apresiasi dari budaya mereka seperti kerajinan tangan, makanan, dan beberapa landmarks yang menjadi icon kota dan negara.

Luang Prabang Night Market berlokasi memanjang sepanjang Rue Sisavangvong, Luang Prabang. Tenda-tenda temporary yang berjumlah ratusan akan bersiap-siap buka sejak sore hari, sebelum siap berdagang pada saat matahari telah terbenam. Luang Prabang Night Market, definitely one of my favorite Night Markets.

Mostly tenda-tenda temporary ini menjual souvenir dalam segala bentuk, mulai dari souvenir standard macam fridge magnet (surprisingly gantungan kunci agak jarang terlihat), kaos, coin fabric wallets, tas-tas serba guna, tas serut, kain-kain tenun, sampai handicraft macam patung-patung kayu, patung-patung tembaga, etnic peralatan rumah tangga, dan lukisan-lukisan artistic. Gue demen banget dengan night market macam seperti ini, yang lebih menonjolkan artistical-nya dalam menjajakan souvenir. Tentunya kemampuan tawar-menawar juga diuji dalam melakukan pembelian di night market ini. Harga souvenir di Luang Prabang Night Market sedikit bahkan kadang jauh lebih mahal dibandingkan di Vientiane Night Market, tetapi pilihan dan ragamnya jauh lebih banyak juga di Luang Prabang Night Market. Gue membeli souvenir fridge magnet mulai dari 15ribu Kip per buah, coin fabric wallet mulai dari 5ribu Kip per buah, sedangkan tas serut mulai dari 15ribu Kip per buah, sedangkan bottle fabric bag seharga 12ribu Kip per buah.

Selain barang-barang souvenir tersebut, night market ini juga mempunyai sisi yang menjual ragam kuliner Luang Prabang dari snack macam sosis dan sate-satean, coconut pancake, fruit shakes, hingga makanan berat seperti noodle atau vegie buffet.
Daily open. Evening activity.
Tas serut
Luang Prabang Morning Market sebenarnya tidak berjualan saat pagi hari saja, tetapi beberapa tenda berjualan hingga siang dan bahkan sampai larut malam. Morning market yang berada dekat dengan Royal Palace Luang Prabang ini lebih ke pasar traditional yang menjual bahan-bahan segar seperti ikan, ayam, sayur-mayur, buah-buahan dan beberapa ragam kuliner lokal.
Daily open.
semakin ke dalam semakin penuh sesak
Kelengkeng satu iket 10ribu Kip. Gede-gede enak.
Vientiane Night Market berlokasi di sepanjang bantaran Sungai Mekong di Rue Fa Ngum, Vientiane. Tenda-tenda temporary yang berjumlah ratusan akan bersiap-siap buka sejak sore hari, sebelum siap untuk berdagang pada saat matahari telah terbenam. Berbeda dengan di Luang Prabang Night Market, di Vientiane Night Market lebih banyak ditemui penjual barang-barang kebutuhan sehari-hari macam baju dan tas fake branded (lebih semacam barang-barang ITC), casing hp, dan beberapa tenda (saja) yang menjual souvenir dengan pilihan yang jauh lebih sedikit dibandingakan dengan di Luang Prabang Night Market. Tawar menawar juga it’s a must di night market ini.
Daily open. Evening activity.
welcome to ITC!
Ban Anou Food Market/Night Market terletak di sepanjang jalan Rue Phai Nam (dekat dengan Lao Japan Budo Center), Vientiane. Food market ini merupakan satu baris tenda-tenda berjualan makanan lokal yang cukup beragam dari suckling pork (bisa beli sedikit lho. Gue beli 100gr saja seharga 10ribu Kip), es campur Laos, dendeng babi (isi 4 buah) seharga 10ribu Kip, sate-satean dan sosis babi, noodles, sampai steamed fish.

Murah dan enak! Turis kadang ditemukan di jalanan ini, meski majority adalah penduduk lokal. Agak PR untuk turis sebenarnya karena di food market ini tidak disediakan meja dan tempat duduk untuk makan. Walhasil kami beli dibungkus dan makan di hotel. Very recommended while you were in Vientiane.
Daily open. Evening activity.
Food market kiloan
Lao National Museum adalah Museum Nasional Laos yang terletak di Vientiane. Koleksi dari museum ini meliputi dari jaman prehistoric hingga perjuangan kemerdekaan Laos. Lepas dari koleksinya yang cukup bagus, kondisi museum ini sangat membutuhkan perhatian dan maintenance yang serius.
Daily open (08:00 – 12:00 dan 13:00 – 16:00). Admission Fee: 10ribu Kip. Limited area for taking pictures.

Di dalam dilarang foto
Presidential Palace (Vientiane) adalah tempat tinggal dan sekaligus pusat admistratif kepresidenan di Laos. Cuma bisa foto-foto dari depan saja.
Closed for Public.
Fotonya cepet-cepet pas lampu merah
Chao Fa Ngum/Chao Anouvong Statue adalah sebuah patung pahlawan nasional (bekas Raja) tempo dulu dari Laos yang sangat dicintai dan dihormati oleh masyarakat Laos. Terletak di bantaran Sungai Mekong, lokasi patung ini tepat diseberang belakang Presidential Palace, Vientiane.
Daily open.
Ancient National Hero Statue
Patuxai aka. Arc of The Triumph of Vientiane (Victory Gate) adalah salah satu monument penting di Vientiane, yang berdiri pada tahun 1962. Gate ini didirikan untuk menghormati dan mengenang semua pejuang kemerdekaan Laos dari Perancis dan korban dari Perang Dunia ke II.
Daily open. Admission Fee: 3ribu Kip (hanya untuk naik ke atas bagian dalam Patuxai).

Cakep!
View dari Patuxai lantai atas.
Gong Perdamaian Dunia adalah sebuah gong pemberian NKRI atas persahabatan dengan Laos yang menyuarakan/menyimbolkan perdamaian dunia. Persahabatan NKRI dan Laos telah berusia 60 tahun tepat pada tanggal 17 Agustus 2017 lalu. Terletak diujung area Patuxai (mendekat ke arah Embassy of Republic Indonesia), Vientiane.
Daily open.
Gong!
Budha Park (Xieng Khuan) adalah sebuah taman batu yang mostly merupakan Buddha Rupang baik dari concrete stone maupun dari bata. Terletak 25 km dari Vientiane, kami mengunjungi taman ini dengan menggunakan Bus umum No 14 dengan biaya hanya 6ribu Kip sekali jalan, yang berhenti tepat di pintu gerbang Buddha Park (last station of Bus 14).

Buddha Park didirikan pada tahun 1958 oleh Bunleua Sulilat, yang merupakan salah satu pemimpin religi pada masa itu. Selain patung Buddha, dalam taman ini juga terdapat patung dewa-dewa Hindhu, hewan-hewan dan setan-setan. Salah satu bangunan yang paling mencolok adalah Pumpkin Tower dengan 3 level di dalamnya yang berisi patung-patung yang menggambarkan neraka (level 1), dunia (level 2), dan surga (level3).
Daily open (08:00 – 17:00). Admission Fee: 5ribu Kip.

Buddha Park dari Pumpkin Tower
Patung Bunleua Sulilat
***

No comments:

Post a Comment