Sunday, August 27, 2017

Jelajah LAOS (Luang Prabang & Vientiane): CULINARY



for more pictures, please check my Instagram @harry_mdj

Sekitar tahun 2012 atau 2013, seorang teman baik bernama Dina Rosita (yupe, Dina @duaransel) mengirimkan sebuah post card dengan gambar sebuah dhammasala (aula berdoa bagi umat Buddha Theravada) yang dipenuhi oleh para Bhante (Bhikkhu/Biksu) yang terlihat sedang mengalunkan puja.

Gue ingat banget, waktu itu Dina sedang mengadakan kuis atau apa gitu, dengan hadiah kiriman post card langsung dari Luang Prabang, Laos. Gue kebetulan ga ikutan kuisnya dan ingat Dina berucap (kurang lebih), “Har kamu emang ga ikutan kuis, tapi aku kirimin post card nih. Pas lihat kartu pos itu, kok tetiba ingat kamu.” Gue menerima post card itu setelah beberapa lama, gembira dan sempat menempel post card tersebut untuk waktu yang lama di dinding kubikel gue di kantor.

Layaknya sebuah ramalan yang terkabul, scenery dalam kartu pos itu akhirnya gue saksikan dan rasakan dengan mata telanjang gue pada tanggal 13 Agustus 2017 ini. Dhammasala dari Wat Xieng Thong, yang meski tanpa para Bhikkhu, masih sama scenery-nya dengan kartu pos yang gue terima dari Dina beberapa tahun yang lalu. Dan inilah catatan gue selama Jelajah cepat Laos. Yupe, bukan cerita, tapi catatan kecil.

Note: semua catatan bisa saja tidak valid setelah masa waktu tertentu. Catatan ini murni pada apa yang terjadi saat hari kunjungan gue.
***
ALL ABOUT LAOS (CULINARY)
***

Jika obyek wisata di Laos sebagian besar adalah Wat aka. Vihara, maka kuliner Laos sebagian besar adalah babi-babian atau mengandung babi (perlu pilih-pilih dengan seksama nih buat teman-teman Muslim). Untuk harga, mostly harga di Vientiane lebih murah daripada di Luang Prabang. Sedangkan cita rasa kuliner Laos menurut gue seperti perpaduan kuliner Thailand dan Vietnam.

Beer Lao adalah beer lokal yang terdiri dari beberapa variance, yaitu: Beer Lao (biasa), Beer Lao hitam dan Beer Lao Gold. Bagi gue, beer lao (biasa) cenderung seperti Bali Hai, sedangkan Beer Lao hitam cenderung berasa manis dan Beer Lao Gold cenderung seperti Beer Bintang. Di Luang Prabang Beer Lao (biasa) ukuran botol besar dihargai mulai 10ribu Kip, Beer Lao Hitam ukuran botol kecil 10ribu Kip dan Beer Lao Gold ukuran kecil 10ribu sampai dengan 15ribu kip.
Beer Lao (biasa)
Beer Lao hitam
Beer Lao Gold
Mineral Water di Laos sama halnya dengan di Indonesia terdiri dari 2 ukuran yaitu ukuran 600 ml (seharga mulai dari 3ribu Kip) dan ukuran 1,5 lt (seharga mulai dari 5ribu Kip).

Kopi Lao adalah kopi lokal dengan cita rasa cenderung robusta yang kental keruh tanpa ampas dan biasanya diseduh dengan susu kental manis. Segelas kopi lao dihargai mulai dari 10ribu kip (Luang Prabang) atau 5ribu kip (Vientiane). Selera gue sih suka ama kopi Lao.

Aneka Pastry adalah cemilan lain dari warga lokal yang gue temuin di Luang Prabang yang cukup kental pengaruhnya dari masa penjajahan Perancis. Aneka pastry dijual dengan harga mulai dari 10ribu Kip dengan potongan yang cukup besar.
Pastry banyak dijual di cafe-cafe (depan Cafe Indigo) atau di Night Market (Culinary Section)
Snack / side dishes
Sosis dan Sate-satean adalah common “cemilan” di Laos. Dimulai dengan harga 5ribu sd. 10ribu Kip (Luang Prabang) atau 4ribu Kip (Vientiane), sosis dan sate-satean ini kebanyakan terbuat dari daging babi atau mengandung babi. Biasanya penjual snack akan menjual juga sate-satean non babi seperti ujung sayap ayam, sayap ayam, potongan ¼ ayam, ayam fillet, brutu dan ikan.

Sate-satean
Sumpah ini enak banget, cuman ada di Night Market Luang Prabang (gerobak dorong mobile). Sosis babi kecil yang gurih renyah dan ada pedas-pedasnya dikit (@5ribu Kip).
Sate Babi Manis, Sosis Babi, Sate Babi Sayur di Ban Anou Food Market
Pork Jerky
Suckling Pork. Bisa beli per 100 gram seharga 10ribu Kip
Fried Pork with Fried Basil
Coconut Pancake adalah adonan yang kaya rasa akan santan yang dimasak dan disajikan kecil-kecil. Enak sekali! Harga seporsi mulai dari 5ribu Kip.


Fruit Shakes adalah juice buah (tanpa susu) dengan ragam pilihan buah (bisa mix juga) dengan harga per gelas mulai dari 10ribu Kip.


Khao Soy adalah menu noodle soup yang sangat common di Laos. Terdiri dari noodle (macam-macam noodle) dengan irisan daging babi/babi cincang yang disajikan dengan dedaunan segar dan jeruk nipis serta sambal/cabe. Semangkok besar Khao Soy dihargai mulai dari 15ribu Kip.


Pork Porridge mungkin adalah salah satu menu favorite gue di Luang Prabang (lokasi Morning Market). Bubur nasi dengan potongan-potongan daging babi yang direbus hingga bubur kaya rasa umami. Disajikan dengan sebutir telor, semangkok bubur babi dihargai mulai 10ribu Kip.


Mango Sticky Rice seperti layaknya di Thailand, menu dessert ini cukup popular di Laos. Seporsi mango sticky rice ada yang dihargai 25ribu Kip (Luang Prabang). Buat gue, mango-nya tetap lebih enak yang di Thailand.


Minced Herb Beef/chicken/pork ini cukup unik rasanya (gue lupa nama Laosnya, kalau ga salah larb). Menu ini berupa daging cincang yang memiliki cita rasa yang kaya akan herb dan ditumis dengan tauge.


Papaya Salad adalah common menu yang biasa ditemukan di Laos. Seperti halnya di Thailand, papaya salad ini bercita rasa segar, asam, spicy dan crunchy.


Vegie Buffet cuma gue temukan di Night Market (culinary section) di Luang Prabang. Dengan membayar 15ribu Kip, maka kita dapat makan sepuasnya apa saja yang ada di meja buffet. Sayanganya protein yang termasuk menu buffet hanyalah telor ceplok. Menu lain totally nasi, mie dan sayur mayur.


Noodle with Suckling Pork adalah menu favorite gue di Viantiane. Mie kuning kecil-kecil yang disajikan dengan kuah terpisah yang dinikmati dengan topping potongan suckling pork dengan kulit tipis yang renyah. Semangkok mie ini dihargai mulai dari 15ribu Kip.


Swensens Ice Cream ini outletnya beberapa kali gue temukan di Vientiane. Di Jakarta Swensens konon sudah hampir punah dan tersisa yang di Jakarta Barat (Gg Macan yang entah masih buka apa sudah tutup juga). Satu scoop Swensens dihargai 12ribu Kip.
 

Fried Meatball & Sausage yang gue beli ini adalah kuliner Laos paling ga jelas dan ga berasa selain rasa manis samar dari sauce-nya dan rasa kuat daun ketumbar yang ditabur di atasnya. Seporsi mangkok besar dihargai mulai dari 10ribu Kip.


Coconut Ice Cream Sticky Rice adalah the best dessert selama gue di Laos. Ice cream kelapanya benar-benar kaya cita rasa kelapa tetapi ga bikin eneq. Disajikan dengan ketan hijau dan roasted peanuts. Juara deh.


Note: Kuliner yang gue ulas Cuma yang cukup khas dan khas Laos, untuk kuliner Chinese Food, Indonesian Food gue cuma share fotonya saja yah.

Nasi Ayam Oseng ala Warung Eko
Tumis Sayur & Steamed Chicken
***

No comments:

Post a Comment