Tuesday, March 27, 2018

It's Time for IRAN! - SHIRAZ (include Persepolis)


more pictures in Instagram @harry_mdj
Pertama kali dengar tentang Negara ini pada tahun 1980-an. Pertama kali diajak ngebolang ke Negara ini pada tahun 2016. Pertama kali keracun dan memutuskan buat ngebolang ke Negara ini pada tahun 2017. Pertama kali menginjakkan kaki ke tanah Rumi ini pada tahun 2018. Akhirnya setelah penantian berbulan-bulan, It’s time for IRAN!
Blank? Baca ini dulu: It's Time for Iran

Kota ketiga yang kami (gue dan 2 teman seperjalanan) kunjungi adalah Shiraz (include Persepolis). Salah satu kota tua dari Persia Kuno ini, terletak sekitar berkendara 6,5 jam dari Yazd. Shiraz juga merupakan ibukota propinsi dari Propinsi Fars dan merupakan salah satu kota terpadat di Iran. Shiraz sangat terkenal dengan beberapa situs yang antara lain adalah Pink Mosque, Shah Cheragh dan Persepolis Complex.

Artikel ini, it’s all about short city tour di Shiraz. We had only literally 18 hours in Shiraz (include sleeping time). Such a short time! I KNOW, RIGHT! So yuk tengok kemana saja kami ngelayap di Shiraz. It’s Shiraz in 18 hours.

Note: semua catatan bisa saja tidak valid setelah masa waktu tertentu. Catatan ini murni pada apa yang terjadi saat kunjungan gue. Jelajah Iran dilakukan di akhir bulan February (musim dingin). Winter is here! Suhu rata-rata: di malam dan dini hari adalah 4 sd. 8 derajat celcius, sedangkan di siang hari mencapai 10 sd. 14 derajat celcius. Suhu di Tochal Ski Resort lvl 5 adalah minus 4 derajat celcius dan di lvl 7, minus 9 derajat celcius.

***
Agak sedih sebenarnya meninggalkan Yazd dan kehendak hati sebenarnya ingin sedikit lebih lama di kota kecil yang tenang ini. Kami menuju ke Yazd Bus Terminal dengan taxi yang dipanggil melalui hostel (biaya IRR 100.000 per taxi). Perjalanan dari Badgir ke terminal hanya memakan waktu 15 menit saja, karena jalanan yang lengang. Agak lambat dari jadwal seharusnya, bus kami akhirnya bertolak juga ke Shiraz (3.40 pm).

Note Kecil:
Yazd Bus Temrinal adalah sebuah terminal yang cukup luas, bersih dan indah. Mempunyai bentuk kotak dengan taman yang cukup luas di tengahnya. Dibanding dengan Kaveh Bus Terminal, Yazd Bus Terminal terlihat lebih sepi.

6,5 jam perjalanan telah kami tempuh dan hujan gerimis kecil menyambut kami saat memasuki kota Shiraz (10.00 pm). Dengan menggunakan taxi, kami langsung menuju ke Taha Hostel (biaya IRR 100.000 per taxi).

Kedatangan kami di Taha Hostel disambut dengan sepoci teh panas dengan bongkahan-bongkahan kecil gula yang nikmat. Minuman panas yang pas banget dengan suhu yang semakin dingin dan gerimis hujan yang seolah tak mau berhenti, walau sekejab. Seorang staff Taha menyambut kami dan malam itu juga membantu menyusun itinerary kunjungan kami yang sangat singkat.

Taha Hostel (sisi dalam)
Triple Bed Room
Note Kecil:
Taha Hostel adalah sebuah hostel dengan letak yang strategis. Posisi hotel walkable ke Shah Cheragh dan Pink Mosque. Staff-nya ramah, helpful dengan bahasa Inggris yang bagus. Kami mengambil private triple bed room dengan kamar mandi dalam. Kondisi kamar, kasur dan kamar mandi bersih, nyaman. Dapat handuk lagi!
FYI, mereka tidak mempermasalahkan atau bahkan bertanya/berkomentar pada saat kami (salah satu dari kami adalah wanita) tidur dalam 1 kamar tidur yang sama. 

Malam itu, karena sudah larut (lebih malam dari perkiraan kami, saat bikin itinerary) dan hujan gerimis tampak semakin lama semakin lebat, kami habiskan dengan beristirahat saja di dalam kamar.

***
Pagi menjelang dan agak sedih melihat langit masih saja menggelontorkan gerimis kecil yang terkadang menjadi lebat sesaat, dan kembali germis lagi. Sesaat semangat kami sempat meredup. Setelah sarapan dengan veta cheese dan teh panas mood kembali strong. Mau hujan kek, mau badai kek, bodo amat, yang penting jalan! Show must go on!
breakfast di semua hostel di Iran, kurang lebih kayak gini aja. modest.
FIRST STOP in Shiraz! Nasir Ol-Molk (aka. Nasir Al-Mulk. Common: Pink Mosque)
Masjid tradisional ini terkenal dengan julukan Pink Mosque karena ubin-ubin yang relatively bernuansa merah muda, yang digunakan sebagai bahan interior utama di seluruh permukaan Masjid. Masjid ini didirikan pada masa Qajar pada tahun 1876.

Waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Masjid cantik ini adalah di pagi hari (before 08.00 am) saat sinar mentari menumbuk rangkaian mosaic kaca berwarna pada jendela-jendela Masjid dan akan menghasilkan reflection warna-warni yang sangat indah pada sisi dalam Masjid. Sayangnya, saat kunjungan kami adalah hari pertama hujan di Shiraz (ga jodoh banget kan). Kerinduan akan sajian yang indah harus kami puaskan dengan melihat foto dari seorang bapak baik hati (entah penjaga atau pengunjung tetap) yang menunjukkan kepada kami hasil foto pada saat pagi hari yang cerah. So so beautiful. Waktu kunjungan kurang lebih 1 jam atau kurang.

The legendary hall
sisi lain dari legendary hall
aslinya kalau cerah bisa kayak gini
taman dalam Masjid
SECOND STOP in Shiraz! Persepolis (Highlight of Yazd).
Persepolis adalah ibukota dari Kerajaan Achaemenid (550 sd. 330 SM). Terletak 60 km dari Shiraz, Persepolis masuk sebagai salah satu World Heritage Site pada tahun 1979. Peninggalan kerajaan Persia kuno ini dipercaya dimulai dari jaman Raja Cyrus The Great dan mulai dibangun dan dikembangkan oleh Raja Darius I atau lebih dikenal sebagai Darius The Great. Sayangnya peninggalan yang agung ini harus hancur dan luluh lantak oleh serangan Alexander The Great dari Kerajaan Yunani pada tahun 330 SM, yang sekaligus menjadi tahun akhir dari Dinasti Achaemenid di Persia. Penjarahan dan penghancuran tersebut konon merupakan balas dendam atas pengahancuran Acropolis di Yunani oleh Persia pada masa sebelumnya.

Membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam berkendara sebelum akhirnya mobil yang kami sewa memasuki area Persepolis. Area Persepolis tidaklah terlalu luas, jika saya bandingkan dengan area Ephesus (Selcuk, Turki). Basicly it’s a ruin, meski beberapa pilar dan bangunan masih tampak megah dan magnificent. Sebuah makam raksasa dari Raja Artaxerxes II juga masih nampak megah dan dominan sebagai latar belakang komplek ini. Hujan masih menemani kami sepanjang hari dan waktu kunjungan di Persepolis membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam atau lebih. 

entrance to Persepolis
Sisi belakang Persepolis
The Tomb of Artaxerxes II
Note Kecil:
Untuk ke Persepolis kami menggunakan satu-satunya sarana dan provider yang efektive, yaitu sewa mobil hostel (semua hostel biasanya mempunyai fasilitas ini). 1 mobil bisa untuk sharing hingga 4 orang (tidak harus 1 group). Karena keterbatasan waktu, kami memakai 1 mobil untuk bertiga sendiri (tidak sharing). Biayanya? Dihitung per orang. 1 orang dikenai biaya USD 10 atau bisa juga bayar dengan EURO seharga EURO 9 per orang. Biaya termasuk hantar ke Pink Mosque, ditunggu 1 jam, dan setelahnya ke Persepolis dan Necropolis. Baliknya drop off di Shah Cheragh (yang tidak jauh dari Taha Hostel).
Untuk memasuki area Persepolis, kami dilarang membawa tas apa pun kecuali dompet kecil. Terdapat tempat penitipan tas yang bisa digunakan tanpa pungutan biaya apa pun (aka. free). Bawalah payung untuk menghindari panas yang menyengat atau air hujan, karena sewa payung di sana mahal. Setelah ditawar kami berhasil menyewa 3 buah payung dengan harga IRR 500.000 (harga buka per payung IRR 200.000). Bagi yang ngumpulin fridge magnet, ada yang jual dibelakang tempat persewaan payung (area commercial).

NEXT STOP in Shiraz! Necropolis (Nagsh-e Rustam).
Necropolis terletak tak jauh dari Persepolis. Necropolis adalah 4 makam raksasa yang terpahat di tebing gunung batu dari para raja Dinasti Achaemenid dan 1 makam yang belum selesai pembangunannya. 4 makam tersebut dipercaya adalah makam Darius II, Artaxerxes I, Darius I dan Xerxes I. Sedangkan makam yang belum selesai dipercaya seharusnya menjadi makam dari Artaxerxes III atau Darius III.

Pengunjung bisa masuk ke area Necropolis tetapi tidak bisa memanjat dan masuk ke dalam makam. Waktu kunjungan kurang dari 1 jam.

Necropolis
Note Kecil:
Kami sendiri memutuskan untuk tidak masuk ke dalam, karena dari tempat parkir sudah nampak jelas situsnya. Necropolis tidak seperti Persepolis yang lokasi reruntuhan/situsnya ada di dalam area terdalam.

LAST STOP in Shiraz! Shah Cheragh Shrine.
Shah Cheragh adalah sebuah komplek atas Masjid dan makam dari 2 bersaudara, Ahmad dan Muhammad. 2 bersaudara tersebut adalah anak dari Imam Syiah Ketujuh (Musa Al-Kadim) dan saudara dari Imam Syiah Kedelapan (Ali Ar-Ridha). Kedua makam ini merupakan salah satu yang tersuci di Iran dan bagi umat Muslim Syiah. Makam suci ini menjadi pusat ziarah sejak abad ke 14, ketika Ratu Tashi Khatun mendirikan Masjid dan Theological School di area makam.

Dari luar tampak bangunannya biasa saja, tetapi interior di dalamnya sangat-sangat indah. Semua sisi dinding dan atap berhiaskan mosaic cermin, sehingga pantulannya menimbulkan efek kemewahan dan kemegahan yang dominan. Mosaic cermin tersebut juga dibuat dan ditempelkan satu per satu. It’s a handmade gigantic mirror glass mosaic, saudara-saudara. Amazing! Waktu kunjungan kurang lebih 1 jam atau kurang.

Taman dalam Shah Cheragh
holy tomb
holy tomb
Note Kecil:
Turis yang berkunjung tidak bisa seenaknya main masuk aja (tidak ada admission fee aka. free) dan berkeliaran di komplek ini. Turis asing harus ditemani seorang guide dari yayasan setempat (free tanpa pungutan biaya apa pun). Untuk wanita yang hanya menggunakan selendang harus memakai jilbab full (yang sampai bawah) yang akan dipinjamkan oleh yayasan setempat tanpa pungutan biaya (free). Beberapa ruangan hanya boleh dimasuki para wanita beragama Moslem dan beberapa ruangan hanya boleh dimasuki para pria beragama Moslem. Masuk ke area ini juga dilarang membawa tas apa pun (dompet kecil boleh dibawa) dan harus menitipkan semua tas di sisi luar (free juga tanpa pungutan biaya apa pun).

That’s it!
Setelah sampai kembali di Taha Hostel, kami bersiap untuk menuju ke Shiraz Railway Station. Selanjutnya kami akan menuju ke Tehran.
***

No comments:

Post a Comment